
Traveling Ramah Lingkungan 2025: Tren Baru Wisata Hijau di Indonesia
Traveling Ramah Lingkungan 2025: Tren Baru Wisata Hijau di Indonesia
Pariwisata Indonesia tahun 2025 tidak hanya fokus pada keindahan destinasi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan. Traveling ramah lingkungan atau eco-friendly tourism kini menjadi tren global yang ikut berkembang pesat di Tanah Air.
Wikipedia mencatat bahwa sustainable tourism adalah bentuk pariwisata yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk menjamin kelestarian destinasi jangka panjang. Di Indonesia, konsep ini semakin mendapat perhatian karena banyak destinasi wisata alami yang rentan terhadap kerusakan akibat overtourism.
Artikel ini akan membahas bagaimana tren wisata hijau berkembang di Indonesia pada 2025, destinasi ramah lingkungan yang jadi favorit, hingga dampaknya bagi masyarakat lokal dan perekonomian.
◆ Mengapa Traveling Ramah Lingkungan Jadi Tren di 2025
Ada beberapa alasan utama kenapa wisata hijau semakin populer:
-
Kesadaran Lingkungan Global
Generasi muda, khususnya Gen Z, makin peduli dengan isu perubahan iklim. Mereka memilih destinasi dan aktivitas yang tidak merusak alam. -
Pandemi sebagai Titik Balik
Pasca pandemi COVID-19, wisatawan lebih menghargai alam dan mencari pengalaman sehat, tenang, serta autentik. -
Kebijakan Pemerintah
Kemenparekraf mendorong green tourism dengan sertifikasi eco-resort, program zero waste, dan promosi destinasi berkelanjutan. -
Dukungan Teknologi
Aplikasi booking kini mencantumkan label “eco-friendly” pada hotel atau paket wisata yang ramah lingkungan, memudahkan wisatawan memilih.
◆ Destinasi Wisata Hijau Favorit 2025 di Indonesia
-
Bali – Ubud Eco Retreat
Selain terkenal dengan budaya, Ubud kini jadi pusat wellness tourism dengan resort yang memakai energi surya, bahan lokal, dan program organic farming. -
Labuan Bajo – Komodo Eco Cruise
Kapal wisata ramah lingkungan berbasis energi hybrid mulai beroperasi. Wisatawan bisa menikmati keindahan Komodo tanpa merusak habitat. -
Likupang – Desa Wisata Bahari
Desa-desa nelayan di Sulawesi Utara mengembangkan homestay ramah lingkungan, snorkeling konservasi, dan edukasi ekowisata. -
Wakatobi – Diving Berkelanjutan
Sistem quota diving diterapkan untuk menjaga terumbu karang. Wisatawan juga diajak menanam karang sebagai bagian dari paket wisata. -
Sumba – Wisata Alam & Budaya
Penginapan berbasis community tourism tumbuh di desa-desa Sumba. Pendapatan langsung kembali ke masyarakat lokal.
◆ Tren Aktivitas Traveling Ramah Lingkungan 2025
-
Eco-camping & Glamping
Tenda ramah lingkungan dengan fasilitas minimalis tapi nyaman, memadukan petualangan dan keberlanjutan. -
Volunteer Tourism
Wisatawan ikut program konservasi seperti membersihkan pantai, menanam pohon, atau menjaga satwa liar. -
Slow Travel
Wisatawan memilih tinggal lebih lama di satu tempat untuk mengurangi jejak karbon transportasi sekaligus lebih dekat dengan budaya lokal. -
Culinary Green Tourism
Wisata kuliner berbasis produk lokal, organik, dan zero waste makin populer di kota-kota besar.
◆ Dampak Ekonomi & Sosial dari Wisata Hijau
Traveling ramah lingkungan tidak hanya menjaga alam, tapi juga memberi dampak positif:
-
Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Desa wisata hijau membuka lapangan kerja baru, dari homestay, pemandu, hingga UMKM lokal. -
Diversifikasi Ekonomi
Tidak hanya destinasi besar, tapi juga daerah terpencil bisa berkembang lewat pariwisata hijau. -
Penguatan Identitas Budaya
Wisatawan lebih tertarik dengan aktivitas budaya lokal yang autentik, sehingga tradisi terjaga. -
Daya Tarik Investasi
Investor asing mulai melirik sektor eco-resort dan renewable tourism.
◆ Tantangan Wisata Hijau di Indonesia
Meski tren positif, ada beberapa hambatan:
-
Biaya Tinggi
Eco-resort sering lebih mahal daripada penginapan biasa. -
Kurangnya Edukasi
Tidak semua wisatawan paham aturan ramah lingkungan, sehingga masih ada perilaku merusak. -
Infrastruktur Terbatas
Banyak destinasi hijau sulit dijangkau transportasi publik. -
Overbranding
Beberapa tempat sekadar menggunakan label “eco” tanpa benar-benar menerapkan praktik berkelanjutan (greenwashing).
◆ Masa Depan Traveling Ramah Lingkungan
Ke depan, wisata hijau di Indonesia akan semakin berkembang dengan inovasi berikut:
-
Transportasi Rendah Emisi: Bus listrik untuk destinasi wisata.
-
Smart Eco-tourism: Penggunaan aplikasi untuk memantau jejak karbon wisatawan.
-
Carbon Offset Tourism: Wisatawan membayar kompensasi untuk menanam pohon atau mendukung energi terbarukan.
-
Paket Wisata Edukatif: Wisata yang menggabungkan liburan dengan edukasi lingkungan bagi anak-anak dan keluarga.
◆ Kesimpulan
Traveling ramah lingkungan 2025 menjadi wajah baru pariwisata Indonesia. Dengan perpaduan alam, budaya, dan teknologi, tren ini membuka jalan bagi wisata yang tidak hanya indah, tapi juga berkelanjutan.
◆ Penutup
Kesimpulan & Ajakan Diskusi
Wisata hijau bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan untuk menjaga alam Indonesia tetap lestari.
Menurutmu, destinasi mana di Indonesia yang paling cocok dikembangkan sebagai pusat wisata hijau dunia?
Referensi:
-
Wikipedia: Sustainable Tourism
-
Data Kemenparekraf: program green tourism Indonesia 2025